Proyek Khayalan
Tingkat Tinggi
“Ada
member JKT48 Di Sekolahku!?”
Aku
terbangun pada waktu biasa, lalu pergi kesekolah seperti biasa.
Haah, kurasa kurasa hari ini pun akan berlalu
begitu saja seperti hari-hari sebelumnya...
Pikirku dalam hati. Tapi semua itu berubah
begitu sampai di sekolah.
Bersamaan
dengan bel tanda masuk, masuklah kedalam kelas ibu guru Melody bersama...
“Salam kenal, aku Rena Nozawa dari Jepang.”
Bahasa Indonesia yang tertatih-tatih... Ma,
Maniiiisnyaaaaaaa.
Kemudian Rena duduk di sebelahku,
“Bisa lihat bersama buku pelajarannya?” Ujarnya.
Aku tidak tahu harus berkata apa... Ketika dia
bertanya dalam bahasa Jepang.
Kami berdua berdampingan melihat buku pelajaran
bersama, dan pelajaran ibu Melody pun di mulai.
Muka Rena sangat, sangat dekat.... Duh, jangan
terus memandangi ku-!!
Pada
waktu istirahat tanganku di tarik-keras oleh teman sejak kecilku, Shania.
Aku dibawa keluar sampai kelorong kelas.
Tampaknya... Dia sangat marah. Kenapa ya?
“Kenapa nyengar-nyengir? Pasti pelajaran gak
ada yang masuk tuh.”
Ups, ketahuan.... Gimana nih.
“Nggak tahu ah,” Ujarnya sambil kembali kedalam
kelas.
Tergesa-gesa kukejar dia kembali ke kelah,
ternyata tinggal aku dan Shania, berdua.
“Hei, main game yuk,” katanya.
Dasar gadis tsundere...
Oh, sepertinya waktu istirahat akan berakhir
sebentar lagi...
Aku pun buru-buru menuju perpustakaan.
Nah, itu dia.
Hari ini dia juga terlihat sangat cantik...
Pikirku sambil memandangya. Tetapi tiba-tiba....
Aduh gawat, pandangan kami bertemu!!!
“Kamu sepertinya sering banget ke perpustakaan.
Suka baca buku apa?” tanyanya.
Untuk pertama kalinya aku di ajak bicara oleh
Jessica Veranda, kakak kelasku yang sangat ku kagumi.
Hanya saja aku tidak bisa mengatakannya,
Kalau alasan aku mendatangi perpustakaan setiap
hari ini,
Bukan untuk membaca buku, melainkan untuk dapat
bertemu dengannya...
Setelah kembali ke kelas, adikku
Nabilah mengintip kedalam kelasku.
“Kakaaak~! Ini dia, kemana aja sih?
Bekal kakak ketinggalan kan!? Nih, silahkan.”
Syukurlah~! Terima kasih banyak adikku yang
manis.
“Nah, karena kupikir kakak pasti kebingungan,
makanya aku bawa cepat-cepat dengan berlari!
Nabilah hebat kan?
Tapi, tapi, karena terlalu terburu-buru jadinya
aku jatuh deh di lorong....
Jadi mungkin isi bekalnya berantakan, jangan
marah ya kak? Janji ya!”
...Setelah
pelajaran berakhir.
Hari ini sial bener. Kalah suit, jadinya aku
yang membawa semua peralatan sendirian.
Ketika ku buka pintu,
Ada Ghaida teman sekelasku yang sedang berganti
baju untuk latihan Ekskul...
“Oh, ma... maaf. Aku tidak sengaja.”
“Ada apa kok gelagapan sih?”
“Ti... tidak kok...”
“Omong-omong latihan bareng yuk, mau tidak?”
Dan begitulah jadinya entah mengapa aku bermain
Badminton dengan Ghaida...
Dia begitu aktitf berlari kesana kemari,
terlihat lebih bersinar daripada ketika di kelah.
“Panas ya. Ini minumlah!!!
Berkeringat di sekujur tubuhnya, Ghaidah
menyerahkan air minum yang sehabis dia minum....
Yang bener!?
Oh
tidak, gawat.
Karena terlalu keasykan
bermain Badminton bersama Ghaida, sepertinya akan terlambat untuk mengikuti
pelajaran tambahan dengan ibu Melody.
“Kamu sudah terlambat! Aka
segera dimulai jadi duduklah.”
Ibu Melody mengajarkan satu
lawan satu, Matematika yang menjadi mata pelajaran yang sulit bagiku.
Kalau dipikir-pikir, beruntung
sekali aku bisa di ajari sendiri secara khusus olehnya.
“Yang bagian ini....” Sambil
berkata demikian ibu Melody mendekatiku, wangi harum tercium darinya.
Aku tidak bisa menahannya
lagi. Detak jantungku yang keras akan terdengar olehnya.
“Hei! Kamu dengar kan? Ibu
tahu kamu bisa, jadi berusahalah!
Tapi ingat, pelajaran tambahan
ini khusus hanya untuk kamu. Jangan kasih tahu siapapun ya,” Ujar ibu Melody
sambik tersenyum.
Si, siap bu!! Aku janji tidak
akan mengatakannya kepada siapapun.
Setelah mempersiapkan barang
untuk persiapan pulang, karena berjalan melewati halaman sekolah,
“Kak, pulang bareng yuk,” Ujar
adikku Nabilah sambil berlari ke arahku.
“Bisa antarkan aku pulang?
Karena aku tidak tahu jalan,” Kata Rena.
“Sudah baca buku ini?” Tanya
kak Jessica Veranda sambil tersenyum mendekatiku.
Duh~, aku harus jawab siapa
dulu nih... Pikirku.
Akan tetapi,
“Kebetulan latihanku sudah
beres, pulang bareng yuk?” Ajak Ghaida
“Kalau kamu mau, boleh deh
pulang bersama....” kata Shania yang terlihat murung dan mengatakan isi hatinya
secara jujur....
“Ayo pulang semuanya. Tapi
kamu temani Ibu pergi ke Toko Buku ya,” Ujar ibu Melody.
Entahlah, jangan katakan aku
harus memilih salah satu dari mereka....???
Hmmmm~... Aku pulang sendiri
aja deh!!!
PIIIPIPIPIPIPIPIPIPIPIPIP!!!!!
Oh ini suara alarm untuk bangu pagi...
Begitulah, waktu yang bagai mimpi telah berakhir.
Dan kujalani pagi hari ini seperti biasa.
Tapi jangan-jangan, bakal bener ada murid pindahan nih!?
No comments:
Post a Comment